Kamis, 19 April 2012

PEDULI UPAYA MEMBANGUN
KEMANDIRIAN DESA


Berbicara mengetanai otonomi, bila ditinjau dari asoek kewilayahan hanyalah dimiliki oleh wilayah kabupaten dan desa. Namun demikian makna otonomi yang hakiki nampaknya masih dilakukan setengah hati, baik untuk wilayah kabupaten apalagi pada tingkatan desa.
Salah satu bentuk setengah hati yang saat ini sedang berlangsung adalah lambatnya pembahasan dan penetapan UU tentang Desa.
Secara umum kata otonomi desa juga memiliki nuansa kemandirian desa, namun bukan desa dalam kesendirian. Nampaknya kondisi yang ada ini mendorong semangat pemerintah daerah, pemerintah kecamatan, organisasi masyarakat sipil (OMS/LSM), pemerintah desa, kader pemberdayaan masyarakat desa, serta pengelola program PNPM dari kabupaten Gowa dan Takalar untuk duduk bersama membicarakan terkait kemandirian desa melalui kegiatan SEMILOKA.
Kegiatan semiloka ini difasilitasi oleh Mitra samya dan didukung oleh AusAID-ACCESS Phase II. Beberapa hal yang dilakukan antara lain membangun kesepahaman bersama terkat pengertian kemandirian desa, aspek penting dalam kemandirian desa serta ukuran/indikator kemandirian desa. Disamping itu juga dilakukan pembahasan terkait kesenjangan antara fakta kondisi yang ada dengan impian idel kemandirian desa, isu strategis, langkah straetgis serta aksi yang perlu dilakukan.
Informasi lebih lengkap terkait dengan kegiatan ini dan juga hasilnya dapat menghubungi Mitra Samya dengan menghubungi saudara Bagus Aryawa (Hp 081907044900) atau Purnama Sidhi (Hp. 081339904075)

Minggu, 25 Maret 2012

WARGA MUNTIGUNUNG BERHAK

UNTUK SEHAT DAN CERDAS

Muntigunung merupakan salah bagian dari wilayah desa Tianyar Barat Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem Bali. Wilayah ini sebenarnya sudah cukup dikenal karena cukup banyak pihak yang telah mengekspose melalui berbagai bentuk media.


Salah satu lembaga yang memiliki perhatian secara khusus terhadap perjuangan perubahan kehidupan warga Muntigunung adalah Yayasan Masa Depan Anak. Lembaga ini memperoleh dukungan dari VZK dalam mengembangkan dan melaksanakan berbagai program bersama warga Muntigunung. Dalam mengembangkan ide-gagasan serta pelaksanaannya Lembaga ini telah menjalin kemitraan dengan salah satu LSM yang bernama Mitra Samya.


Mitra Samya bersama Yayasan Masa Depan Anak - VZK sebagai langkah awal telah berupaya mendorong kesadaran kritis warga terkait dengan kesehatan dengan fokus perubahan perilaku dalam hal sanitasi, namun juga tidak mengenyampingkan hal-hal lain yang terkait dengan kehidupan warga. Dalam aksi-aksi yang dilakukan juga selalu berupaya merangkul aparatur pemerintahan mulai dari tingkatan desa sampai dengan kabupaten. Hal yang terpenting dari aksi yang dilakukan ini ialah upaya mendorong keswadayaan warga dan pemanfaatan aset yang dimiliki dalam melakukan perubahan pada diri, keluarga dan lingkungannya.


Dari berbagai aksi yang telah dilakukan bersama, nampaknya titik terang dampak terhadap perubahan di tingkat warga dan juga organisasi warga mulai nampak. Sebagai contoh, warga sudah mulai membangun dan memanfaatkan jamban keluarga. Metode yang digunakan dalam mendorong perubahan ini yaitu sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)


Hal lain yang cukup menarik dari perubahan yang terjadi adalah terbangunnya kesadaran kritis warga bahwa SEHAT dan CERDAS adalah HAK dan juga tanggungjawab mereka juga.


Namun demikian dari review-refleksi internal Mitra Samya terkait dengan perjalanan program di Muntigunung, salah satu yang perlu ditingkatkan adalah peran pemerintah. Selain itu juga isu penting selanjutnya adalah bagaimana warga dapat mengembangkan gagasan perubahan kehidupan yang lebih holistik, serta peran para pihak dapat lebih terkoornasi dan tersinergikan


Tulisan ini hanyalah sekilas gambaran program Mitra Samya di Muntigunung. Informasi lebih lengkap terkait dengan program dan agenda kegiatan Mitra Samya bersama Yayasan Masa Depan Anak ini dapat diperoleh dengan mengubungi 2 lembaga ini.




Salam.
Bagus A

Minggu, 18 Maret 2012

JANGAN BIARKAN WARGA TERUS KECEWA


"Percuma kita menyusun RKP (Rencana Kerja Pembangunan) Desa, dan desa kami juga belum pernah menyusun yang namanya APBDes ...."


Pernyataan tersebut terlontar dari peserta (perwakilan kader dan pemerintahan desa) yang mengikuti kegiatan pelatihan penyusunan RKP dan Anggaran pembangun desa yang diselenggarakan Mitra Samya dan LSM SWAMI Muna dengan dukungan ACCESS dan Pemkab Muna.
Pelatihan ini selain meningkatkan kapasitas peserta terkait penyusunan RKP dan anggaran pembangunan desa juga telah membangkitkan kesadaran peserta bahwa :

  • Penyusunan RKP Desa harus dilakukan secara holistik (menyeluruh)
  • Agenda kerja membangun desa secara swadaya murni, dengan memanfaatkan potensi dan aset sumberdaya yang ada di desa serta dukungan pihak lain perlu tercantum dan RKP Desa.
  • Cukup tersedia potensi dan aset di desa yang dapat digunakan sebagai sumberdaya dan anggaran untuk membangun desa
Tulisan ini adalah sekelumit catatan dari kegiatan yang telah dilaksanakan Mitra Samya di Kabupaten Muna. Bagi yang berminat untuk mendapatkan informasi lebih lengkap dapat menghubungi Mitra Samya melalui kontak person Purnama Sidhi (Hp. 081339904075) atau Bagus Aryawa (Hp 081907044900).


Salam,
Bagus A

Senin, 20 Februari 2012

PEMETAAN APRESIATIF DESA (PAD)
Upaya Bertanggungjawab Dalam Membangun Data dan Informasi Desa

Salah satu kekuatan  utama dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan adalah ketersediaan informasi dan data yang aktual dan terkini sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Saat ini (Februari 2011) pesta perencanaan melalui mekanisme musrenbang sedang berjalan diberbagai wilayah di Indonesia. Ada yang telah memasuki musrenbang pada tingkat Kabupaten atau Kecamatan, namun ada pula yang masih berproses pada tingkatan Desa/Keluarahan
Hal menarik dari informasi dan pengamatan langsung pada kegiatan musrenbang di beberapa wilayah kabupaten antara lain, mulai terbangunnya pertautan gagasan, pemikiran dan juga eancangan program serta anggaran dari para aktor pembangunan dalam pelaksanaan musrenbang serta adanya paket informasi dari pemerintah kabupaten  terkait dengan pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun berjalan dan rancangan program untuk tahun akan datang yang masih perlu untuk didiskusikan bersama dengan para pihak melalui mekanisme musrenbang desa, kecamatan dan kabupaten.
Nampaknya pada lingkup wilayah desa, secara umum masih perlu untuk terus disempurnakan. Pendekatan dalam membangun partisipasi warga dalam pengembangan data dan infromasi sangat dibutuhkan untuk mendukung warga dan pemerintahan desa
oleh sebab itu, Mitra Samya sebagai salah satu organisasi masyarakat sipil yang memiliki kepedulian terkait pengembangan pendekatan pembangunan partisipasif telah berupaya mengembangkan satu pendekatan untuk mengembangkan data dan informasi desa/kelurahan yang disebut dengan PAD. Pendekatan ini dikembangkan dengan dukungan ACCESS Phase II-AusAID dan telah dipergunakan dibeberapa wilayah program OMS yang didukung pula oleh ACCESS Phase II.
Bila ada yang berminat untuk memperoleh informasi terkait dengan pendekatan ini dapat menghubungi Mitra Samya (Telp 0370) 624232 ataupun pengelola program ACCESS Phase II /kontak dapat melalui Web ACCESS)

Salam,
Bagus A
SATU DESA SATU PERENCANAAN.

Berbagai program pembangunan telah dilaksanakan di Desa. Namun kenyataannya warga dan pemerintahan desa belum merasakan dan belum merasa memiliki proses dan hasil pembangunan yang ada. Kekecewaan akan hasil perencanaan desa yang dilakukan melalui mekanisme musrenbang selalu terulang setiap tahun.

Pemerintah kabupaten selalu berkata "kita telah menurunkan banyak poryek di desa" tetapi di desa merasa sebaliknya, Penghargaan terhadap upaya swadaya warga juga sangat kurang.
Oleh sebab itu mari kita berkomitmen dan beraksi untuk mewujudkan satu desa satu perencanaan

Lepaskan atribut kepentingan masing-masing, berkarya bersama membangun warga dan organisasinya
Warga berdaya, pelayanan optimal .... mimpi bersama tercapai

Salam,
Bagus A